10.14.2013

Liburan Dadakan (Bagian 1)

Malam minggu lalu, Saya dan Kanda mampir ke rumah Ibu. Sudah lama saya tidak mengunjungi beliau. Kebetulan di rumah Ibu ada adik-adik berkumpul, Dede' dan Didi, minus Opi yang tinggal di Pinoh. Karena esok hari libur dan lusanya cuti bersama, secara spontan mereka mengajak kami jalan-jalan ke luar kota. Belum tau ke mana tapi yang pasti ke salah satu Pantai di sekitar Kota Amoy. Saya bilang saya ikut kalau Kanda ikut.

Jujur, awalnya berat hati mengiyakan karena belakangan selalu ada perasaan bersalah setelah bersenang-senang. Seringkali tiba-tiba "ingin" menangis tepat sesaat setelah tertawa. Pada satu titik, saya sempat berpikir, sepertinya saya bisa gila jika terus-menerus seperti itu. Tapi seperti tekad saya sebelumnya, saya ingin melangkah maju, tidak terkurung kesedihan. Saya ingin lebih banyak tersenyum daripada menangis. Menebarkan senyum kebahagiaan agar orang-orang yang menyayangi saya ikut bahagia. Maka setelah beberapa menit berdiam diri sambil berpikir, saya putuskan, saya akan ikut jalan-jalan, dan menikmatinya. In sya Allah.

Semua sepakat besok berangkat. Dede' dan Didi --penggagas ide-- mengusahakan kendaraan untuk kami pakai esok hari. Maklum, belum ada satupun dari kami yang sudah memiliki mobil pribadi. Syukurnya kedua adik kami itu bisa mengendarai kendaraan roda 4 dan sudah punya SIM. Semoga suatu saat nanti masing-masing dari kami semua sudah punya mobil pribadi. Aamiin. ^^

Setelah telfon sana-sini, akhirnya Dede' menemukan rental yang mobilnya masih tersedia untuk disewakan. Avanza yang cukup untuk 8 orang. Syukurlah. Barangkali karena besoknya libur agak panjang jadi banyak orang yang ingin berlibur juga. :)  Begitulah bagaimana rencana jalan ke luar kota yang spontan dibuat.

Esok pagi, sekitar pukul 7, saya dan Kanda dijemput. Ternyata yang ikut tidak hanya Ibu, Dede' dan Didi saja; Dian (pacar Dede') dan Nisa (pacar Didi) juga ikut. Malam sebelumnya mereka juga diajak sih, tapi masih belum tahu mereka bisa atau tidak. Saya senang karena makin ramai pasti makin menyenangkan. :)

Sekitar pukul 8-an, kami singgah di Mempawah untuk sarapan. Ibu merasa mabuk perjalanan karena perutnya kosong. Ya maklum-maklum saja karena dadakan, jadi persiapan juga kurang. Tidak ada makanan berat yang dibawa, kecuali mie goreng yang dibawa Nisa. Setelah makan, Ibu membeli makanan ringan untuk di perjalanan dan di pantai nanti. Saya sendiri tidak makan bersama karena bertekad menjalankan berpuasa arafah, baru mau membatalkan jika memang tidak kuat. Saya kangen berpuasa.

Sebelum melanjutkan perjalanan, kami sempat singgah sebentar di rumah Dede' di Mempawah. Di sana kami mengambil tikar untuk persiapan kalau-kalau di pantai nanti ingin duduk-duduk di hamparan pasir, sempat menunaikan hajat bagi yang berhajat, dan sempat bersantai dan ngobrol sebentar, setelah itu kembali melanjutkan perjalanan.

Di perjalanan kebingungan menentukan pantai mana yang akan dikunjungi: Pasir Panjang, Tanjung Bajau, Pantai Samudra Indah, Sinka, Pantai Kura-Kura, atau Pantai Batu Belat. Akhirnya semua setuju ke Tanjung Bajau, kebetulan Dian pernah ke sana baru-baru ini bersama keluarganya, jadi dia tahu kondisi terbaru pantai tersebut. Saya sendiri oke saja, ikut keputusan bersama meskipun kalau ditanya saya lebih senang pantai yang alami dan tidak terlalu ramai seperti Pantai Batu Belat. Setahun yang lalu saya, Kanda, Kakak dan Abang pernah singgah ke pantai tersebut saat dalam perjalanan Pontianak-Sambas, sekedar duduk santai sambil melihat pemandangan pantai atau berjalan di sepanjang pesisir pantai berdua dengan Kanda. Tapi untuk rekreasi keluarga, Pantai Batu Belat masih minim fasilitas sehingga pastinya akan membosankan. Makanya saya tidak angkat bicara. Toh sudah lama saya tidak ke pantai-pantai yang lain, mencoba tempat baru bisa saja lebih menyenangkan. :)

Bersambung ke bagian 2 dan baca juga lanjutan yang bagian 3 atau lihat foto-fotonya yaa ;) <<--- klik ;)